my backpacker
its all about travelling, kuliner, fashion, Photograph and adventure create many friends with same hobby.... ajang tukar menukar informasi dengan liburan, petualangan, wisata, jalan-jalan dan persahabatan... lets come and join us and enjoy your life
Rabu, 27 Mei 2015
pantai trikora
Pantai Trikora,
kali ini kita sedikit bergeser ke arah timur kota Tanjungpinang dan menuju ke suatu lokasi dengan hamparan batu karang dan bentangan pantai yang menyuguhkan pemandangan alam nan memikat.
salah satu tujuan wisata yang sayang jika dilewatkan kala Anda berkunjung ke Pulau Bintan. Bagimana tidak, pesona alam yang alami dengan pasir putih dan ombak yang landai, memberikan sensasi tersendiri saat liburan bersama keluarga dan kerabat. Pantai ini menjadi salah satu pantai terindah yang banyak dikunjungi wisatawan.
Pantai Trikora terletak di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Pulau Bintan. Jika Anda memulai perjalanan dari Tanjung Pinang maka harus bergerak ke arah timur sekitar 45 km. Pantai ini memiliki empat bagian, yakni Trikora 1, 2, 3 dan 4.
Menurut cerita masyarakat sekitar, nama Trikora berasal dari nama “three corral”, yang diberikan oleh wisatawan asing yang kala itu berkunjung ke pantai ini. Namun versi lain mengaitkan bahwa Trikora berhubungan dengan Tri Komando Rakyat. Dimana pada saat pemerintahan Presiden Soekarno, tengah hangat beredar isu tentang “Ganyang Malaysia”, dan pantai ini merupakan basis pertahanan wilayah terluar Indonesia pada masa itu.
Berkunjung ke sana, Anda harus mempersiapkan kendaraan sendiri. Pasalnya akses untuk menuju Pantai Trikora belum dilengkapi dengan transportasi umum. Sepanjang perjalanan menuju Trikora, Anda akan disuguhkan dengan pemandangan yang indah. Seperti perkampungan nelayan yang berjejer rapi, kawasan konservasi lamun dan mangrove, serta resort-resort mewah yang siap menemani istirahat Anda. Tidak perlu takut dengan kondisi jalan, pasalnya jalan di sana beraspal bagus dan lebar.
Selain pemandangannya yang indah, air yang bersih dan dangkal bisa menjadi sarana Anda dan keluarga untuk mandi dengan menggunakan pelampung. Anda juga bisa menikmati keindahan bawah lautnya dengan cara ber-snorkling, dan pastinya dengan alat yang sudah lengkap yang bisa Anda sewa di lokasi pantai. Di garis pantai yang memiliki panjang kurang lebih 25 Kilometer ini tumbuh pepohonan yang bisa menjadi tempat untuk berteduh menikmati ombak. Seperti pohon kelapa, pohon bakau, serta pohon lain yang dapat melindungi Anda dari sengatan sinar matahari. Apalagi batu-batunya yang besar semakin menambah keindahan pantai ini.
Selain menikmati keindahan pantai, Anda dan keluarga juga bisa melakukan kegiatan memancing di pantai ini. Biasanya pada akhir pekan, batu-batu besar di bibir pantai, menjadi tempat yang asyik untuk para pemancing. Bagi Anda yang hobi berpetualang, akan lebih seru untuk mencicipi wisata laut atau mengarungi perairan di sekitar pantai.
Keindahan ombak dan semilir angin juga semakin lengkap jika dinikmati di dalam pondok untuk beristirahat di sekitar pantai. Biasanya, Anda cukup mengeluarkan uang Rp. 30.000,- untuk dapat beristirahat di pondok tersebut. Beberapa hotel di sana juga menyediakan paket tur menelusuri pulau tak berpenghuni, menyelam dan permainan pantai seperti banana boat, kano, bermain layang-layang dan masih banyak lagi.
Usai menikmati keindahan dan wahana di sana,
Anda juga bisa memanjakan lambung Anda dengan berbagai jenis kuliner yang menggoda selera makan. Seperti menu masakan laut yang dengan mudah dapat Anda temukan di sepanjang pantai. Selain itu juga terdapat makanan khas Sumatera, yakni Otak-otak yang terbuat dari ikan laut atau cumi-cumi. Perpaduan makanan dan keindahan pantai akan terasa tiada duanya.
yang jelas pantai ini siap memanjakan dan membuat para pemikul ransel atau para backpacker ketagihan untuk berkunjung lagi ke pantai ini.
* diolah dari dokumentasi pribadi dan berbagai sumber.
Selasa, 26 Mei 2015
klenteng senggarang
Komplek Klenteng Senggarang ini berlokasi di
senggarang kota tanjungpinang, dapat ditempuh melalui darat kurang lebih
15km dan dapat di tempuh menggunakan prahu bot dengan waktu 15 menit
dari kota tanjungpinang.
terdapat beberapa klenteng dan vihara, setiap hari libur klenteng ini ramai di kunjungi oleh wisatawan untuk melihat keunikan keunikan dari klenteng sudah berumur hampir 300th. dan juga pemandangan di sekitar sangat indah.
Lokasi ini adalah pemukiman etnis Cina yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Bintan. Sampai sekarang, para penduduknya yang ramah dan masih memegang teguh adat leluhurnya serta rumah-rumahnya yang berada di pelantar atau di atas air, menjadi keunikan tersendiri yang ditawarkan oleh obyek ini.
terdapat beragam peninggalan sejarah masyarakat Tionghua. Peninggalan sejarah itu diantaranya kelenteng, patung-patung dewa, dan kepercayaan yang ada di Pulau Senggarang. Beberapa peninggalan sejarah itu diantaranya :
terdapat beberapa klenteng dan vihara, setiap hari libur klenteng ini ramai di kunjungi oleh wisatawan untuk melihat keunikan keunikan dari klenteng sudah berumur hampir 300th. dan juga pemandangan di sekitar sangat indah.
Lokasi ini adalah pemukiman etnis Cina yang telah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Bintan. Sampai sekarang, para penduduknya yang ramah dan masih memegang teguh adat leluhurnya serta rumah-rumahnya yang berada di pelantar atau di atas air, menjadi keunikan tersendiri yang ditawarkan oleh obyek ini.
terdapat beragam peninggalan sejarah masyarakat Tionghua. Peninggalan sejarah itu diantaranya kelenteng, patung-patung dewa, dan kepercayaan yang ada di Pulau Senggarang. Beberapa peninggalan sejarah itu diantaranya :
1. Kelenteng Sung Te kong
Kelenteng
Sun Te Kong Terletak tidak jauh dari Pelabuhan Sengarang. Kelenteng
yang telah berumur sekitar 300 tahun ini merupakan kelenteng tertua di
Senggarang. Pendirian dan keberadaan kelenteng ini hampir bersamaan
waktunya dengan pasar Sengarang. Pada awalnya, bangunan kelenteng ini
masih terlihat sangat sederhana dibandingkan dengan kondisi yang ada
pada saat ini, Kelenteng ini terkenal dengan sebutan kuil dewa api,
masyarakat keturunan Cina yang datang ke kuil ini berdoa demi memohon
kebahagiaan. Kelenteng
Sung Te Kong atau kelenteng Dewa Api, dipercayai juga terdapat nilai
magis yang melekat bahwa sembahan ditujukan untuk mendapatkan
keselamatan di darat.
2. Kelenteng Marco
Marco
adalah nama dewa penguasa laut yang amat ditakuti oleh orang Cina.
menurut kepercayaan apabila melakukan sembahyangan di kelenteng ini,
maka ia akan mendapat keselamatan di laut ketika sedang berlayar.
Kelenteng Marco terletak di antara kelenteng Sun Te Kong dan kelenteng
Tay Tikong. Bentuk bangunanya lebih kecil dari kelenteng Sun Te Kong.
Kelenteng ini didirikan pada abad ke-17 oleh masyarakat Cina yang
mendiami senggarang. Bangunan ini pernah di pugar pada tahun 1987 oleh
masyarakat Cina yang tinggal di Senggarang bagian dalam bangunan ini
kemudian di tambah dengan berbagai dekorasi oleh penyempurnaan
dibeberapa bagian.
3. Kelenteng Tay Ti Kong
Kelenteng
Tay Tikong dibangun bersamaan dengan kelenteng Marco. Letak kelenteng
ini sejajar dengan kelenteng Marco, tetapi bangunannya lebih kecil dan
paling ujung. Kelenteng Tay Tikong sampai sekarang masih terawat dengan
baik. Kelenteng tay Tikong terkenal dengan sebutan kuil dewa bumi pada
masyarakat cina setempat ada kepercayaan apabila berdoa di kuil ini maka
sawah mereka akan berhasil panen dengan baik, serta dapat membangun
rumah.
4. Kelenteng Beringin
Letak
kelenteng Beringin (tien Shang Miao) tidak jauh dari pantai. Kelenteng
ini diperkirakan sudah berumur 200 tahun. Dahulu kelenteng ini merupakan
sebuah rumah tempat tinggal Kapitang. Beliau adalah seorang penghulu di
Desa Senggarang. Setelah jabatannya berakhir, rumah ini dijadikan
tempat beribadah masyarakat Cina yang tinggal di Senggarang. Karena
usianya yang sudah tua, bangunan tersebut banyak ditumbuhi pohon
beringin yang menutupi atap dinding bagian luar. Oleh karena itu,
kelenteng ini disebut Kelenteng Beringin. Bangunan rumah pada saat ini
sebagian telah hilang, yang tertinggal hanya sebagian saja dan digunakan
sebagai tempat ibadah masyarakat keturunan Cina.
5. Kelenteng Anio
Kelenteng
Anio terletak di tengah-tengah hutan sungai Papa atau Sungai ular di
Desa Kampung Bugis. Disebut Sungai Ular karena jalan menuju kelenteng
ini bentuknya berkelok-kelok seperti ular. Menurut kepercayaan orang
Cina, apabila seseorang belum mendapat jodoh, sembahyangan di kelenteng
ini menurut kepercayaan akan segera mendapat jodoh. walaupun usia
kelenteng ini sudah mencapai 200 tahun, tetapi keadaanya sampai sekarang
masih terawat dengan baik.
6. Vihara Dharma Sasana
Vihara
Dharma Sasana merupakan vihara tertua di Senggarang. Vihara yang
dibangun pada abad ke-17 ini terletak di sebuah lereng yang tidak jauh
dari kelenteng Sun Te KOng. Keadaanya sampai sekarang masih terawat
dengan baik. Vihara ini merupakan tempat ibadah umat Budha yang menganut
vegetarian.
Vihara
ini berusia 294 tahun. Rata-rata setiap 500 wisatawan, terutama dari
Singapura dan Malaysia, berkunjung untuk beribadah di vihara ini. Vihara
Yayasan Dharma Sasana juga menjadi daerah tujuan wisata dan beberapa
kegiatan keagamaannya diagendakan Dinas Pariwisata Kota Tanjungpinang
mauoun secara nasional, seperti yang berlaku pada Pulau Penyengat yang
berada di seberang laut dari vihara tersebut.
7. Patung – patung Dewa
a. Dewi Kwan Im
Kwan Im adalah penjelmaan Buddha Welas Asih di Asia Timur. Kwan Im sendiri adalah dialek Hokkian dan hakka yang dipergunakan mayoritas komunitas Tionghoa di Indonesia. Nama lengkap dari Kwan Im adalah Kwan She Im Phosat yang merupakan terjemahan dari nama aslinya dalam bahasa Sanskerta, Avalokiteśvara. Terdapat beberapa legenda lainnya terkait tentang asal-usul Dewi Kwan Im. Dalam kitab Hong Sin Yan Gi / Hong Sin Phang (“Penganugerahan Dewa”) disebutkan bahwa sebelum ia dikenal dengan sebagai Dewi Kwan Im, ia dikenal dengan nama Chu Hang. Ia merupakan salah satu murid dari Cap Ji Bun Jin(12 Murid Cian Kauw Yang Sakti).
Dalam
kisah lain disebutkan bahwa pada saat Kwan Im Phu Sa diganggu oleh
ribuan setan, iblis dan siluman, Kwan Im menggunakan kesaktianNya untuk
melawan mereka. Ia berubah wujud menjadi Kwan Im Bertangan dan Bermata
Seribu, dimana masing-masing tangan memegang senjata Dewa yang berbeda
jenis.
Kisah
Kwan Im Lengan Seribu ini juga memiliki versi yang berbeda, di
antaranya adalah pada saat Puteri Miao Shan sedang bermeditasi dan
merenungkan penderitaan umat manusia, tiba-tiba kepalanya pecah
berkeping-keping. Buddha O Mi To Hud (Amitabha) yang mengetahui hal itu
segera menolong dan memberikan "Seribu Tangan dan Seribu Mata", sehingga
Kwan Im dapat mengawasi dan memberikan pertolongan lebih banyak kepada
manusia.
Dalam
sejumlah kitab Budhisme Tiongkok klasik, disebutkan ada 33 (tiga puluh
tiga) rupa perwujudan Kwan Im Pho Sat dan disini saya beritakan hanya
sebagian diantara tiga puluh tiga tersebut, antara lain :
1. Kwan Im Berdiri Menyeberangi Samudera;
2. Kwan Im Menyebrangi Samudera sambil Berdiri di atas Naga;
3. Kwan Im Duduk Bersila Bertangan Seribu;
4. Kwan Im Berbaju dan Berjubah Putih Bersih sambil Berdiri;
5. Kwan Im Berdiri Membawa Anak;
6. Kwan Im Berdiri di atas Batu Karang/Gelombang Samudera;
7. Kwan Im Duduk Bersila Membawa Botol Suci & Dahan Yang Liu;
8. Kwan Im Duduk Bersila dengan Seekor Burung Kakak Tua.
Selain
perwujudan Kwan Im yang beraneka bentuk dan posisi, nama atau julukan
Kwan Im (Avalokitesvara) juga bermacam-macam, ada Sahasrabhuja
Avalokitesvara (Qian Shou Guan Yin), Cundi Avalokitesvara, dan
lain-lain. Walaupun memiliki berbagai macam rupa, pada umumnya Kwan Im
ditampilkan sebagai sosok seorang wanita cantik yang keibuan, dengan
wajah penuh keanggunan .Selain itu, Kwan Im Pho Sat sering juga
ditampilkan berdampingan dengan Bun Cu Pho Sat dan Po Hian Pho Sat, atau
ditampilkan bertiga dengan : Tay Su Ci Pho Sat (Da Shi Zhi Phu Sa) – O
Mi To Hud – Kwan Im Pho Sat.
b. Patung Kera Sakti dan kawan-kawan
Sun Go Kong, (Sun Wu-k'ung ; bahasa Hokkian:Sun-gō·-khong / Sun-ngō·-khong) adalah tokoh utama dalam novel Perjalanan ke Barat.
Dalam novel ini, ia menemani pendeta Tong dalam perjalanannya. Dan
dalam cerita tersebut ia ditemani beberapa teman-teman lain
diantaranya, Pat Kai dan Wu Ching. Biksu Tong merupakan guru dari
SunGoKong, Pat kai dan Wu Ching. Tugas mencari kitab suci ke barat ini
merupakan tugas yang di berikan Dewi Kwan Im kepada Biksu Tong.
9. Kepercayaan di Senggarang
Di
Pulau Senggarang, ada satu nilai kepercayaannya yaitu melempar koin ke
kepala Kura - kura. apabila koin yang dilempar tersebut pas mengenai
kepala kura - kura maka orang tersebut akan mendapatkan keberuntungan.
penyengat indrasakti
Tanjungpinang juga memiliki objek wisata religi dan sejarah (historic and religion) salah satu dari objek wisata yang ada yakni Pulau Penyengat.
Pulau Penyengat Inderasakti dalam sebutan sumber-sumber sejarah, adalah sebuah pulau kecil yang berjarak kurang lebih 2 km dari Kota Tanjungpinang, pusat pemerintahan Provinsi Kepulauan Riau. Pulau ini berukuran panjang 2.000 meter dan lebar 850 meter, berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam. Pulau ini dapat ditempuh dari Tanjungpinang dengan menggunakan perahu bermotor atau lebih dikenal pompong yang memerlukan waktu tempuh kurang lebih 15 menit.
Pulau Penyengat merupakan salah satu obyek wisata di Kepulauan Riau. Di pulau ini terdapat berbagai peninggalan bersejarah yang diantaranya adalah Masjid Raya Sultan Riau yang terbuat dari putih telur, makam-makam para raja, makam dari pahlawan nasional Raja Ali Haji, kompleks Istana Kantor dan benteng pertahanan di Bukit Kursi
Menurut cerita, pulau mungil di muara Sungai Riau, Pulau Bintan ini sudah lama dikenal oleh para pelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau ini. Belum terdapat catatan tertulis tentang asal mula nama pulau ini. Namun, dari cerita rakyat setempat, nama ini berasal dari nama hewan sebangsa serangga yang mempunyai sengat. Menurut cerita tersebut, ada para pelaut yang melanggar pantang-larang ketika mengambil air, maka mereka diserang oleh ratusan serangga berbisa. Binatang ini yang kemudian dipanggil Penyengat dan pulau tersebut dipanggil dengan Pulau Penyengat. Sementara orang-orang Belanda menyebut pulau tersebut dengan nama Pulau Mars.
Tatkala pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di pulau itu ditambah menjadi Pulau Penyengat Inderasakti. Pada 1803, Pulau Penyengat telah dibangun dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri dan kemudian berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga sementara Sultan berkediaman resmi di Daik-Lingga. Pada tahun 1900, Sultan Riau-Lingga pindah ke Pulau Penyengat. Sejak itu lengkaplah peran Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam dan kebudayaan Melayu.
Senin, 25 Mei 2015
tepi laut
salah satu keindahan yang terlihat dari sudut kota tanjungpinang tepatnya di suatu tempat yang kita kenal tepi laut. disini anda dapat melihat sunset dari pinggir pantai yang membentang sepanjang jalan raya..
anda dapat menikmati pemandangan sore sambil bersenda bersama keluarga dengan menikmati secangkir teh tarik atau bandrek :D
anda dapat menikmati pemandangan sore sambil bersenda bersama keluarga dengan menikmati secangkir teh tarik atau bandrek :D
icon kota yang terlupakan
salah satu icon kota gurindam yang sudah ada sejak lama...
ini adalah tugu dimana dahulu kala kota yang kita kenal dengan nama Tanjungpinangmerupakan kota dengan deretan pesisir pantai yang memiliki biota laut nan indah salah satu nya keong..
kota yang merupakan ibu kota dari provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' lintang utara dan 104º27' bujur timur, tepatnya di Pulau Bintan.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yaitu Tepi Laut yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota .
kota yang merupakan ibu kota dari provinsi Kepulauan Riau, Indonesia. Yang terletak di koordinat 0º5' lintang utara dan 104º27' bujur timur, tepatnya di Pulau Bintan.
Kota ini memiliki cukup banyak daerah pariwisata seperti Pulau Penyengat yang hanya berjarak kurang lebih 2 mil dari pelabuhan laut Tanjungpinang - Pelabuhan Sri Bintan Pura, Pantai Trikora dengan pasir putihnya terletak kurang lebih 65 km dari kota, dan pantai buatan yaitu Tepi Laut yang terletak di garis pantai pusat kota sebagai pemanis atau wajah kota .
Langganan:
Postingan (Atom)